My Works is My Pray
A.A.Mering, SH.
Seorang teman mengirim SMS, persis menjelang pergantian
tahun 2010 lalu.
“Bro…., aku prlu bantuan ini mlm?”
“Lo, kisanak tk merayakan mlm thun baru?”
“Justru itu, aku blm menulis doaku utk Thn 2010.”
Lebai betul ini kawan. Mosok, soal doa pun minta tolong
orang lain.
“Slah SMS kali Bro..!?”
“Gak koq, asli ni!”
Weleh..weleh, ini orang nyindir atau ngerjain? Tapi tak
apalah. Dia seorang teman lama. Aku lantas memutar otak.
“Bro.. bca sja www.suwitoassociates.com.”
Yang aku maksud adalah situs milik W. Suwito, SH., MH. Bukan
karena dia lawyer yang rajin ke gereja. Tetapi karena di header situsnya ada
penggalan ‘doa’ yang tidak biasa. Motto yang selalu diucapkan pengacara
tersebut setiap ada kesempatan. “Karyaku adalah doaku”.
Di lain waktu dia menucapkannya dalam bahasa Inggris, “My
works is my pray”. Tak pasti apakah dia pernah mengucapkannya dalam bahasa
Tionghoa atau mandarin.
Beberapa menit kemudian sang kawan langsung membalas SMS.
”Eh, kawan kuliah kita dulu kan? Wah mantap dah dia tu!”
Aku membalas SMS-nya dengan ikon: :)
Beberapa dari kami, Suwito memang bukan cuma teman kuliah.
Meski profesi resminya advokat, tapi dia sudah bertahun-tahun bergulat di dunia
pers. Dia sudah bolak-balik ke pengadilan membela kepentingan hukum Harian
Equator Pontianak yang menjadi kliennya sejak berapa tahun silam.
Dia tak berhitung materi untuk menegakkan profesi. Dalam
pergulatannya banyak yang dia ditemukan, termasuk semangat idealisme pers yang
diemban wartawan. Bukan sekadar seperti apa yang tampak, tetapi juga upaya pers
dalam mencerdaskan masyarakat dan bangsa ini.
Suwito, menamatkan pendidikan dasarnya itu tahun 1985, dengan
predikat NEM tertinggi di sekolahnya. Tak ada kendala berarti baginya untuk
menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 11 Pontianak. Demikian ketika 1988
menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Pontianak. Tahun 1991 diterima di Fakultas
Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak dan lulus sebagai Sarjana Hukum Tahun
1995. Januari 1996 dia di wisuda sebagai lulusan tercepat.
Lantaran otaknya encer, tahun itu juga dia diangkat menjadi
pengacara praktek, dan langsung mendirikan Kantor Advokat W. Suwito, SH, &
Associates.
“Ini juga berkat pengalaman selama bekerja sebagai asisten
Pengacara Ny. Rachmawaty, SH sambil kuliah dulu,” katanya.
Haus akan ilmu tak membuatnya tidak cuma puas menjadi
advokat, dia mendaftar ke Magister Hukum untuk Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Tanjungpura Pontianak (PMIH-Untan) dan lulus tahun 2004. Kini dia
tengah menyelesaikan program doktoral ilmu hukum KPK Undip-Untan.
Sesuai dengan Undang-Undang Advokat, semua advokat harus
tergabung dalam salah satu organisasi advokat. Sejak Tahun 2004, Suwito
menjabat ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Serikat Pengacara Indonesia (SPI)
Kalbar, dan Advokat di Kantor Advokat W. Suwito, SH & Associates telah
diverifikasi oleh Perhimpunan Advokasi Indonesia (Peradi).
Di samping sebagai salah satu Wakil Ketua Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) Kantor Pontianak, dia juga telah diangkat dan
diregister menjadi salah satu Arbiter Nasional BANI.
Tak kurang ia telah melanglang buana ke berbagai negara
untuk mengikuti seminar dan kursus Arbitrase. Sebagai advokat yang
berpengalaman banyak sudah kasus yang sukses di tanganinya, baik perdata,
pidana, maupun Tata Usaha Negara.
Ia pernah membela kepentingan hukum Kepala Kejaksaan Tinggi
Kalbar, Kepala Badan Pertanahan, Mantan Bupati, bank, perusahaan-perusahaan
besar, sampai kepada rakyat jelata tanpa kecuali, termasuk perusahaan
multinasional dan orang asing.
Nah, di sela-sela kesibukannya sebagai advokat, dia juga
selalu menyempatkan diri menyelam, dan mengurus sejumlah organisasi lainnya.
Tak cuma karena bekerja dengan penuh dedikasi dan
tanggungjawab, ia selalu bilang untuk mencapai sukses sikap selalu berfikir
positif adalah pengejewantahan dari mottonya tadi, bahkan ketika sedang
menghadapi masalah.
Namun dia juga sangat sadar kalau semakin tinggi pohon
kelapa, maka semakin kencang pula angin yang menerpa. Kejujuran adalah kunci
sukses meniti profesi.
Awal bulan lalu sang teman mengirim SMS lagi. Aku hampir
lupa pada SMS-nya di awal tahun lalu.
“Wis, aku dah di Jkt, jdi PR di Prshan tmbng, slm utk pak
Wito. Blg mnta izin mncontek mottonya..he..he..”
Aku kaget, saat dia SMS. Yang kutahu dulu dia eksodus dari
sebuah perusahaan sawit di Ketapang. Sekarang bekerja di perusahaan besar pula.
“Sama2 Bro, maaf blm smpt smpaikan salamnya ke pak Wito:)”(WP)